PEMBANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT
Sejak zaman sebelum perang dunia meletus, perkembangan abad yang sudah memprioritaskan bangunan sebagai tempat tinggal. Dimulai dengan bangunan-bangunan bersifat keagamaan dan unsur politis sebagai simbol kekuasaan yang dibuat dengan konstruksi yang tinggi dan lebih dari 1 lantai seperti Masjid, gereja, kuli-kuil , balai kota dan lain-lain.
Kita pasti ingat dengan bangunan-bangunan tinggi berikut yang sangat mendunia seperti menara Eifel, Paris, Prancis & menara condong Pissa, Pissa, Italia
Evolusi perkembangan dari bangunan bertingkat tinggi dimula periode pertama pada Equitable Life InsuranceBuilding 1857, New York, Amerika.
Pembangunan gedung bertingkat pada zaman itu sangatlah tidak mudah dengan belum diciptakannya komputer sebagai alat bantu manusia dalam mengerjakan pekerjaan seperti mendesaign dan menghitung. Namun dengan gambar desaign gedung manual oleh arsitek-arsitek yang handal dan perhitungan oleh para insinyur yang teliti dapatlah tercipta gedung yang kokoh, proporsional dan memenuhi sebagai fungsinya.
Pada saat ini memasuki zaman globalisasi yang memodernkan tiap-tiap pembangunan dan bentuk-bentuk gedung bertingkat. Pembangunan gedung bertingkat saat ini ditekankan tidak pada fungsinya saja melainkan pada keindahaan bentuk gedung dan kualitas kekuatan gedung tersebut. Dibangunnya gedung bertingkat dengan keindahaan dan kualitas kekuatannya dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan saat-saat ini seperti perkantoran, bisnis, pemerintahan, fasilitas publik seperti mall, stasiun, bandara dll. Dengan gedung bertingkat, keadaan ruang untuk memuat orang banyak tak perlu memiliki lahan luas, cukup dengan menambah lantai di atas lantai satu dan seterusnya.
Dari penjelasan di atas kita sudah mengenal gedung bertingkat dari sejarahnya pada abad 19 dengan fungsi-fungsinya. Kini kita ulas mengenai tahap proses pembangunan gedung bertingkat.
Tahap pelaksanaan pekerjaan menentukan hasil gedung yang direncanakan oleh pihak perencana. Sebelum kita membahas tahap-tahap pelaksaan pembangunan gedung bertingkat, kita lebih dulu mengenal pihak-pihak yang aktif dalam pelaksanaan proyek itu. Pihak di antaranya yaitu :
- Konsultan proyek
- Koordinator dan para pelaksana
- Pihak pemilik (owner) jika diperlukan
- Pihak perencana / arsitek jika diperlukan
Pada tahap pelaksanaan, semua pelaksanaan pekerjaan di lapangan mengikuti rencana yang telah dibuat oleh perencana. Dari rencana-rencana tersebut antara lain gambar rencana gedung dan detailnya, material dan dokumen-dokumen penting lainya. Tahap berikut setelah dokumen-dokumen pendukung pelaksaan proyek sudah ada, proyek bisa berjalan.
Sebelum memulai proyek gedung, pastikan hal-hal pendukung pekerjaan sudah memenuhi kebetuhan proyek seperti peralatan-peralatan kerja, material, fasilitas pendukung, dan tenaga kerja
- Peralatan
Peralatan-peralatan proyek dikategorikan menjadi 2, yaitu peralatan berat dan peralatan ringan
Peralatan berat meliputi :
- Backhoe : backhoe digunakan untuk pekerjaan tanah, biasanya sering disebut bulldoser. Fungsi utamanya yaitu menggali/mengeruk tanah
- Concrete pump truck : alat untuk memompa beton ready mix dari mixer truck ke lokasi pengecoran. Penggunaan concrete pump truck ini untuk meningkatkan kecepatan dan efisiensi waktu pengecoran. Alat ini digunakan untuk pengecoran balok dan plat lantai.
- Tower rane : diperlukan terutama sebagai pengangkut vetikal bahan-bahan untuk pekerjaan struktur, seperti besi beton, bekisting, beton cor, pengangkutan material/bekas, dan material lainnya.
- Concrete mixer truck : alat untuk mengolah campuran beton dan memompa beton ready mix dari mixer truck ke lokasi pengecoran.
- Dum truck : alat yang dipergunakan untuk memindahkan atau membuang suatu material hasil galian dari lokasi proyek ke lokasi proyek yang telah ditetapkan kemana material tersebut itu dibuang / dijual.
Peralatan ringan meliputi :
- Theodolith : alat untuk menentukan as bangunan dan titik-titik as kolom pada tiap-tiap lantai agar bangunan yang dibuat tidak miring.
- Waterpass : alat yang digunakan untuk menetukan elevasi / peil lantai, balok, lain – lain yang membutuhkan elvasi.
- Trowel : alat yang digunakan untuk menghaluskan permukaan beton
- Gerobak dorong
- Cangkul
- Sekop
- Gergajih
- Palu
- Rol meter
- Alat pengikat bendrat
- Klem kolom Dan lain-lain
- Material
Mengingat rencana pekerjaan proyek gedung yang dibatasi oleh waktu, maka diusahakan pemilihan atau penempatan material yang tepat dan seefisien mungkin sehingga dapat mempercepat dan mempermudah pekerjaan. Pemilihan material yang baik juga akan menghasilkan bangunan gedung yang kokoh.
Berikut material-material yang dibutuhkan dalam proyek gedung :
- Pasir : a. Pasir agregat kasar
- Pasir agregat halus
- Semen
- Air : gunakanlah air yang bersih dan tidak mengandung lumpur
- besi-besi tulangan
Dsb
- Pekerja
Dalam suatu proyek bangunan, komponen-komponen dari unsur utama yaitu pekerja atau tenaga ahli. Pekerja dibutuhkan untuk melaksanakan seluruh rencana yang sudah dibuat oleh perencana dan melaksanakannya sesuai prosedur. Di dalam proyek kecil maupun besar, keahlian dan keselamatan pekerja sangatlah penting demi mengurangi hambatan pelaksanaan dan mengurangi kerugian materil maupun nyawa.
Jika unsur-unsur pendukung dalam pelaksanaan proyek tersebut telah terpenuhi maka selanjutnya adalah melaksanakan pekerjaan di lapangan dalam rangka membangun gedung bertingkat. Pelaksanaan pekerjaan di lapangan melalui tahap-tahap pekerjaan berikut :
Tahap-tahap pekerjaan
- Persiapan
Pada pekerjaan persiapan , meliputi survei keadaan di lapangan yang akan dibangun gedung yaitu 1.) Pembersihan lahan, seperti mencabut rumput dan menghilangkan / menebang pohon yang mungkin menjadi penghalang 2.) pembuatan pagar pengaman, dibuat dengan mengelilingi area yang akan digunakan untuk proyek. 3.) Penentuan as dan peil bangunan. 4.) pemasangan bouwplank, merupakan papan-papan yang dipasang di sekitar pekerjaan
- Pekerjaan Tanah
Pekerjaan tanah yaitu melaksanakan pekerjaan dari rencana proyek yang sedang dilaksanakan di area lahan/tanah, pekerjaan tanah meliputi : 1.) galian tanah pondasi, pada galian pondasi untuk bangunan bertingkat/gedung tinggi yaitu dengan galian yang dalam. 2.) urugan pasir. 3.) urugan tanah, yaitu mengurug tanah kembali setelah pasangan pondasi selesai dipasang.
- Pekerjaan pondasi
Bagian yang paling mendasar dari suatu bangunan yakni pondasi.
Dalam ilmu bangunan dan realita pekerjaan bangunan memiliki jenis-jenis pondasi yang harus disesuaikan dengan bangunan yang akan dibuat. Jenis-jenis pondasi antara lain :
- pondasi dangkal : pasangan batu kali, pondasi ceker ayam, pondasi umpak , pondasi batu bata
- Pondasi dalam : pondasi tiang pancang ( driven pile ) , pondasi tiang franki ( franki pile ), pondasi tiang injeksi ( injection pile ), pondasi tiang bor ( bored pile )
Sebelum menentukan pondasi mana yang akan diaplikasikan pada proyek tersebut, sebelumnya telah diteliti keadaan tanah di lapangan. Mengenai tekstur tanah dan daya dukung tanah terhadap bangunan tinggi yang akan dibangun. Namun pada umumnya, penggunaan pondasi untuk bangunan atau gedung dengan lebih dari 3 lantai maka digunakan pondasi tiang pancang. Pada artikel ini membahas pembangunan gedung bertingkat seperti pada gambar di atas atau awal tepatnya 20 lantai. Lebih tepatnya menggunakan tiang pancang. Pondasi tiang pancang sama dengan pondasi bored pile, namun kekuatannya lebih besar pondasi tiang pancang yang pada umumya digunakan untuk pondasi bangunan apartement, kondominium, rent office dan sebagainya.
Karena pada proyek gedung bertingkat ini menggunakan pondasi tiang pancang maka untuk galian tanah menggunakan alat-alat berat.
- Pekerjaan Beton Bertulang
Sangat difokuskan pada pekerjaan beton bertulang, dalam proyek gedung bertingkat dengan 20 lantai. Mulai dari pondasi tiang pancang, tiang pancangnya yang sudah terbuat dari beton bertulang maka dengan itu membuat konstruksi pondasi sangat kokoh, selanjutnya untuk kolom dan balok-balok pada konstrusi bagian atas pondasi.
Pekerjaan beton bertulang meliputi : 1.) pembesian, pengerjaan disesuaikan dengan apa yang ada pada gambar rencana. Pada proyek gedung bertingkat menggunakan baja sebagai kerangka
2.) bekisting, yakni percetakan balok. 3.) betonisasi, pada tahap ini tiap cetakan kolom dan balok diisi adonan beton dengan berbagi ketentuan yang memenuhi standar.
- Pekerjaan dinding
Gedung pencakar langit pada saat-saat ini menggunakan dinding kaca, namun dinding seperti batu-batu diganti dengan beton tumbuk ringan, beton tumbuk ringan ini lebih efisien memiliki kualitas yang cukup baik dan beratnya yang ringan memudahkan pengangkutan material.
Berikut jenis-jenis kaca yang sering digunakan dalam proyek gedung bertingkat :
- Kaca bening
- Kaca warna
- Kaca es
- Kaca reflektif
- Kaca tempered
- Kaca laminated
Pada umunya penggunaan kaca untuk dinding eksterior gedung bertingkat yaitu dengan menggunakan kaca reflektif karena lapisan kaca refletif ini bersifat memantulkan cahaya dan panas, serta mampu memberikan penampilan yang mewah, sekaligus menurunkan beban energi pengkodisian udara. Aplikasi kaca untuk dinding gedung bertingkat memiliki keuntungan sendiri, selain memberi kesan megah dan mewah pada penampilan juga dapat menghemat energi karena kaca refleksi dapat memantulkan sekitar 30 % cahaya matahari, sehingga suhu panas di dalam ruangan berkurang dan dapat meringankan kerja AC. Ketebalan kaca refleksi yang akan digunakan sebagai dinding gedung haruslah sesuai standar kebutuhan untuk keperluan dinding.
- Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela
Untuk pekerjaan ini, sebuah proyek gedung tidaklah menggunakan kusen, pintu dan jendela yang digunakan untuk rumah pada umumnya. Pintu pada gedung bertingkat biasanya menggunakan kaca bening tebal sesuai kegunaanya, dan pintu alumunium. Kusen pintu dan kusen jendela juga tidak terbuat dengan kayu seperti pada bangunan rumah biasa. Jendela dibuat dan ditempatkan dengan menentukan letak fungsi dan memperhatikan keadaan pemandangan.
- Pekerjaan tangga
Penggunaan tangga pada bangunan bertingkat sangatlah vital, sebagai penghubung lantai 1 dengan lantai 2 , lantai 2 dengan lantai 3 dan seterusnya. Tangga menurut bahannya dibedakan menjadi 2, yaitu tangga beton dan tangga kayu. Pada proyek gedung bertingkat tangga beton sangatlah cocok dengan keadaan gedung yang besar dan tinggi dan muatan orang yang banyak. Lebar tangga ditentukan berdasarkan muatan lebar badan orang yang melintas, 80 cm untuk 1 orang , 120 cm untuk 2 orang. Pada konstruksi tangga ada istilah optrade dan antrade, yakni langkah lebar dan langkah atas. Berikut dalah rumus tangga : 1 aantrade + 2 optrade = 56-60 cm.
Macam-macam bentuk-bentuk tangga yakni antara lain : Tangga bordes 2 lengan, tangga bordes 3 lengan, tangga 2 perempatan, tangga dengan permulaan perempatan dan tangga dengan penghabisan perempatan.
- Pekerjaan atap
Untuk sebuah gedung bertingkat dengan 20 lantai, seperti pada gambar di awal tidaklah dengan atap-atap seperti biasanya yakni genting, sirap, asbes, maupun seng. Demi memberi kesan megah, kaca juga dapat dijadikan untuk atap. Kaca yang sebaiknya digunakan memiliki ketebalan minimal 12 mm, misalnya dengan menggunakan jenis kaca tempered atau laminated.
Dari ke delapan tahap pekerjaan pada proyek gedung bertingkat secara inti, bangunan sudah mencapai tahap penyelesaian. Namun dalam sebuah gedung bertingkat tidaklah hanya bagian-bagian pekerjaan manual itu saja, terdapat unsur-unsur pendukung seperti fasilitas untuk mempermudah penjangkauan dengan banyak lantai bertingkat, maka digunakanlah lift, bisa saja dengan eskalator dan unsur pendukung lainnya.
Setelah unsur pendukung daripada bagian bangunan gedung telah terpenuhi selanjutnya yakni proses finishing yaitu melengkapi tiap bagian-bagian ruangan gedung dengan sket guna membagi ruang sesuai dengan fungsinya. Bahan-bahan finishing dipilih agar sesuai dengan suasana dan keadaan gedung yang dibangun.
Sumber : https://warsono101.wordpress.com/2014/12/11/artikel-gedung-bertingkat/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar